Cari Blog Ini

Kamis, 24 November 2016

METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI


MAKALAH
METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD
METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK

 





                         



DISUSUN OLEH  KELOMPOK VII
SITI SAODAH                     NIM : 14.86207  024  
HARWENI                           NIM : 14.86207  007
                
Dosen Pembimbing:
DR.JAMILAH, M.Pd

SEMESTER VPROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUDSEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKANAL-AZHAR DINIYYAH JAMBI2016










KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmad-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya dan semoga bisa bermanfaat bagi orang yang membacanya.
Makalah ini merupakan rangkaian kajian tentang Metode Pengembangan Kognitif Aud Dalam Meningkatkan Kreatifitas Anak. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF AUD”.
Ucapan terimakasih kepada Ibu DR. JAMILAH  M.Pd.selaku Dosen  mata kuliah ini. Dan tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada orang tua, sahabat yang telah mendukung terselesainya makalah ini.
Meskipun demikian saya menyadari banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jambi,   Oktober  2016


Penyusun











 


DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…
ii
DAFTAR ISI …………………………………………….........…………..……
iii


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………............………
1
B. Rumusan Masalah ………………………………..........
2


BAB II PEMBAHASAN

A.   Pengertian Kreatifitas ................................................................
3
B.   Aspek-aspek yang mempengaruhi kreatifiats AUD .......................
5
C.   Kreatifitas dan prinsif pengembangan kognitif AUD ......................
5
D.   Metode yang di gunakan pada pengembangan kognitif AUD ............
7
E.   Perkembangan Kognitif dalam bermain  sambil belajar  dan belajar seraya bermain
7
F.    Implikasi bermain bagi perkembangan kognitif AUD ..................
11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………...................
13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
14





 


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Kreatifitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak prasekolah yang selalu berusaha menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya. Kreatifitas pada anak di taman kanak-kanak di tampilkan dalam berbagai bentuk, misalnya membuat gambar yang di sukainya, bercerita atau bermain peran, seperti berpura-pura jadi Ibu atau Ayah, salah satu kendala dalam mengembangkan kreatifitas adalah sikap orang tua atau guru yang kurang memberi kesempatan bagi perkembangan kreatifitas secara optimal , hal ini disebabkan oleh pandangan-pandangan yang sempit dalam arti bahwa anak harus menurut apa yang dikatakan oleh orang tua atau guru. Dengan kata lain, anak tidak boleh berpikir secara divergen atau berpikir berbeda dari orang lain. Tindakan ini merupakan salah satu contoh dari tindakan yang keliru. kreatifitas anak akan muncul apabila anak diberi kesempatan untuk berpikir secara divergen, melakukan berbagai penyelidikan dan melibatkan diri dalam berbagai tantangan secara nyata dengan kemampuannya.
Seiring berkembangnya pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak dan meningkatnya perhatian terhadap perkembangan anak maka orang semakin menyadari pentingnya bermain.
bermain mempunyai fungsi dan manfaat untuk memperkuat insting yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dimasa mendatang, baik dapat memp[ertahankan hidupnya kelak dikemudian hari karena memiliki kretivitas yang didapatnya melalui bermain. Bermain bermanfaat bagi mahluk yang masih mudah untuk melatih dan menyempurnakan instingnya, jadi tujuan bermain adalah sebagai sarana latihan dan meningkatkan kreativitas yang diperlukan ketika sudah dewasa nanti.
Untuk menemukan solusi yang tepat dan lebih berwawasan akademik, penulis perlu melakukan kajian tentang kreativitas dan perkembangan kognitif dalam bermain sambil belajar dan bekerja seraya bermain di taman kanak-kanak .
Hasil kajian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi orang tua dan guru taman kanak-kanak untuk meningkatkan program pembelajaran yang berprinsip pada bermain sambil belajar dan bekerja seraya bermain dalam rangka memunculkan kreativitas dan perkembangan kognitif anak.

B.   Rumusan Masalah
Dalam pembahasan ini ada beberapa hal yang akan di bahas dianataranya :
1.    Apa Pengertian kreativitas  ?
2.    Apa saja Aspek yang bisa mempengaruhi kreativitas dalam pengembangan Kognitif AUD?
3.    Metode apa yang di gunakan dalam pengembangan Kreatifitas AUD?














BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu konsep yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sudut pandang tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas .
Beberapa definisi kreativitas dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang ditetukan pada kepribadian sementara pandangan lain mendefinisikan kreativitas dari sudut pandang yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Selanjutnya beberapa definisi lainnya lagi di dasarkan pada kontrol yang dilakukan manusia terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya seperti tekanan terhadap akan terjadinya suatu kemunduran akan regresi.
1.    Kreativitas Sebagai Aspek Kepribadian.
Pandangan ini mendefinisikan kreativitas sebagai salah satu aspek kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri menurut pandangan tersebut setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi untuk menjadi kreatif.
Perkembangan potensi kreativitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan di sekitar individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelilingi individu memberi kesempatan baginya untuk mewujudkan potensinya yang telah dimilkikinya sejak lahir maka potensi ini akan terwujud dalam berbagai kegiatan, misalnya, melukis, musik dan karya-karya lainnya.
2.    Kreativitas adalah Kemampuan Mental.
Tokoh teori Psikometrik seperti J.P. Gulford dan E.Paul Torrance menekankan kemampuan mental dalam mengolah informasi yang menjadi dasar bagi terjadinya proses kreatif. Cara kerja kedua ahli tersebut mengikuti cara kerja yang dipakai dalam pendekatan psikometrik yaitu penentuan kekreatifan seseorang atau ketidak kreatifan seseorang berdasar hasil tes kreativitas yang dijalaninya.
3.    Kreativitas Sebagai Hasil Proses Kerja Belahan Otak.
Teori belahan otak (Theory of Hemispheric Specialization) merupakan teori yang berangkat dari hasil kajian tentang fungsi-fungsi belahan otak (Hemisfer), baik belahan otak bagian kiri maupun belahan otak sebelah kanan, yang berfungsi secara khusus dalam memproses informasi-informasi yang diterima oleh otak tersebut (Mc Collum and Glynn, 1979).
µ       Belahan otak bagian kiri berfungsi untuk memproses informasi-informasi yang berkaitan dengan verbal dan menghendaki proses berpikir secara analitis, abstrak, logis dan operasi (kegiatan/ prosedur) yang mengandung urutan serta mengatur kegiatan tubuh dibagian kanan.
µ       Belahan otak bagian kanan berfungsi memproses informasi-informasi yang bersifat nonverbal dan menghendaki penggunaan proses berpikir secara holistik, intuitif, dan imajinatif serta mengontrol kegiatan tubuh bagian kiri. Hasil kerja belahan bagian kanan diantaranya adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru misalnya musik dengan warna baru atau karya tulis dengan aliran baru.
Pada hakekatnya kedua belahan otak ini dalam memproses informai-informasi yang diterima oleh otak saling bekerjasama karena kedua belahan otak ini berhubungan melalui syaraf-syaraf yang terdapat dalam corpuss callosum. Perbedaan fungsi otak sebelah kiri dan kanan adalah cara-cara yang digunakan dalam mengolah dan menyelesaikan tugas-tugas yang harusdilakukan oleh kedua fungsi otak tersebut.
Bertitik tolak dari fungsi khusus dari belahan otak tersebut maka seseorang yang kreatif menggunakan kegiatan otak dibagian kanan secara lebih dominan dari belahan otak bagian kiri. Sebaliknya individu yang berpikir secara logis dan rasional menggunakan fungsi otak bagian kiri secara lebih dominan apabila dibandingkan dengan belahan otak bagian kanan.

B.   Aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas AUD.
a)    Aspek kemampuan kognitif/ daya pikIr
 merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang. Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir secara Divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.
b)    Aspek Intuisi dan Imajinasi yaitu, kreativitas yang berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu intuisi dan imajinasi merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.
c)    Aspek Penginderaan adalah kreativitas yang dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan yaitu kemampuan menggunakan panca indera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan orang lain.
d)    Aspek Kecerdasan Emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.

C.    Kreatifitas dan prinsip pengembangan kognitif AUD
Aktifitas bermain ini berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Keterlibatan kognitif dalam kegiatan bermain ini bergerak dari pelibatan kemampuan kognitif secara sederhana kepada kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya anak melalui permainan konstruktif, kegiatan bermain diantaranya dilakukan anak dengan jalan menysun balok-balok kecil menjadi suatu bangunan seperti rumah, menara, dan sebagainya. Disamping itu dalam kegiatan bermain ini anak melatih gerakan motorik halus. Hal ini terlihat pada waktu ia menggunakan jari-jarinya untuk menyusun balok-balok agar tidak jatuh. Pada waktu yang bersamaan anak juga mengoperasikan kemampuan kognitifnya untuk memikirkan agar baloknya tidak jatuh, dan memilih balok-balok yang tepat untuk dijadikan bangunan seperti yang diinginkanya. Aktifitas bermain ini terutama dilakukan oleh anak usia 3-5 tahun.
Prinsip pengembangan kreatifitas antara lain:
a)    Keterbukaan terhadap berbagai pengalaman, yang disertai dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian.
b)    Kepuasan diri seseorang terhadap apa yang dilakukannya dan tidak tergantung pada kritik yang diberikan oleh orang lain dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.
c)    Kemampuan dalam menggabungkan semua konsep dan elemen-elemen secara berarti sehingga menghasilkan suatu ide atau karya tertentu.
d)    Ketiga prinsip tersebut diatas dapat dilakukan apabila prasyarat-prasyarat dibawah ini terpenuhi:
µ       Kemampuan untuk menerima keunikan individu sebagai sesuatu yang mengandung arti.
µ       Kebebasan dalam mengekspresikan perasaan atau pikiran.
µ       Kesediaan untuk menerima cara pandang orang lain.
µ       Kemampuan untuk tidak tergantung pada hasil evaluasi orang lain terhadap pengungkapan perasaan dan pikiran. Misalnya keteguhan hati dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Kreativitas adalah suatu proses yang terjadi dalam tiga tahap :
1)    persiapan yaitu pengumpulan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan.
2)     penyelidikan dan temuan, yang terdiri dari 3 fase yaitu:
µ       Fase pematangan informasi-informasi yang telah terkumpul, kegiatan ini berkaitan dengan saha memahami katerkaitan satu informasi dengan informasi lainnya dalam rangka pemecahan masalah.
µ       Fase iluminasi yaitu penemuan cara-cara yang perlu dilakukan untuk pemecahan masalah.
µ       Fase Verifikasi yaitu kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan pemecahan masalah akan memberikan hasil yang sesuai.
3)    pelibatan diri terhadap berbagai tantangan secara nyata yang mendorong munculnya kreativitas. o Keaslian yaitu, ide dan pokok-pokok pikiran atau karya yang dihasilkan adalah asli ciptaan sendiri dan bukan meniru orang lain.

D.   Metode yang Digunakan pada Pengembangan Kognitif AUD
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Setiap guru TK menggunakan metode sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih metode, guru TK perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik tujuan dan karakteristik anak yang dibinanya.Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode mengajar cocok digunakan pada program kegiatan anak TK, seperti metode ceramah, kurang cocok karena menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama, padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat.
Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK adalah: bermain, pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, bercerita, karyawisata, dan dramatisasi.

E.   Perkembangan Kognitif dalam bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain .
Sementara teori modern tentang mafaat bermain antara lain:
a)    Teori Psikoanalisa, yang dikembangkan oleh Sigmund Freud yang memandang bahwa bermain sama seperti fantasi atau lamunan, sehingga seseorang dapat melukiskan harapan-harapan maupun konflik pribadi. Dengan bermain, seorang anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif, termasuk pengalaman yang tidak menyenangkan sehingga timbul perasaan lega, dengan bermain anak dapat juga mengeluarkan harapan-harapan yang tidak terwujud dalam kehidupan nyata. Sebagai contoh, setelah mendapat tamparan dari orang yang lebih tua, seorang anak dapat menyalurkan kemarahannya dengan bermain pura-pura memukul boneka. Pandangan ini memberi ilham para ahli lmu jiwa untuk menggunakan metode bermain sebagai alat diagnosa terhadap masalah anak.
b)    Teori Kognitif.
Para tokoh yang mendukung teori kognitif antara lain Jean Piaget, Lev Vygotsky, Jeremi Bruner, Sutton Smith serta Singer, masing-masing memberikan pandangannya mengenai bermain.
Menurut Piaget, anak mengalami tahap perkembangan kognitif sampai akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Ini dalah proses yang terperinci mengenai perkembangan Intelektual anak. Bahwa saat bermain, seorang anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka mempraktekkan dan mengonsolidasi keterampilan yang baru diperoleh. Contoh: pada saat bermain peran yang dilakukan seorang anak bersama teman-temannya, terjadi beberapatrnsformasi simbolik seperti pura-pura menggunakan batu sebagai telur. Dari permainan, anak tidak belajar keterampilan baru, tetapi dia belajar mempraktekkan keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya.
Perkembangan bermain juga berhubungan dengan perkembangan kecerdasan seseorang. Seorang anak yang mempunyai taraf kecerdasan dibawah rata-rata, kegiatan bermainnya juga mengalami keterbelakangan dibandingkan anak lain seusianya.
Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang meyakini bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa melihat kuda yang sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu. Jika anak–anak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan menggunakan pelepah pisang, maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat memisahkan makna pelepah pisang sebagai ”kuda” dan objek kuda yang sesungguhnya.
Perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat perkembangan kognitif anak pada AUD, pendapat ini dikemukakan oleh Jean Piaget.
µ       Sensory Motor Play (± 3-4 bulan hingga 1-2 tahun)
Sebelum anak usia Dini berusia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat dikategorikan sebagai bermain namun merupakan cikal bakal kegiatan bermain pada tahap perkembangan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kenikmatan yang diperolehny, dan hanya hal-hal yang sebelumnya pernah dilakukan.
Pada usia 3-4 bulan, kegiatan anak lebih terkoordinasi. Seorang anak akanbelajar dari pengalamannyadan hal itu akan diulangnya berkali-kali karena menimbulkan rasa senang. Pada usia 7-11 bulan kegiatan anak bukan lagi berupa pengulangan, namun sudah disertai dengan variasi. Sedang pada usia 18 bulan anak memvariasikan tindakannya terhadap berbagai alat permainan.
µ       Simbolik atau Make-Belive Play (± 2-7 tahun).
Antara usia 2-7 tahun anak mulai bermain khayal dan bermain pura-pura.pada masa ini anak juga lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan d konsep angka, ruang, kuantitas, dan sebagainya. Sering kali anak. Sekadar bertanya, tidak terlalu memedulikan jawaban, bahkan walau sudah dijawab, anak masih terus bertanya.
Pada usia anak juga sudah mulai menggunakan berbagai benda sebagai simbol. Misalnya menganggap daun sebagai uang, kadang-kadang berbicara atau pura-pura memberi makan atau minum pada bonekanya. Kegiatanb simbolik merupakan latihan berpikir dan mengarahkan anak untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, dan dalam Perkembangannya akan semakin mendekati kenyataan.
Aspek penting dalam bermain di TK, anak TK ditinjau dari segi perkembangan kognitifnya berada dalam fase pra oprasional. Pada fase ini anak telah dapat memikirkan suatu objek atau peristiwa secara mental. Hal ini berarti bahwa walaupun suatu objek atau peristiwa tersebut tidak terjadi secara nyata dihadapan anak, akan tetapi anak dapat membayangkan objek dan peristiwa tersebut didalam pikirannya, kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan berpikir simbolik. Sejalan dengan kemampuan berpikir simbolik ini maka dalam bermain anak menggunakan fantasinya. Hal ini dapat dilihat pada waktu anak melakukan aktifitas bermain. Dalam bermain anak dapat menciptakan suatu suasana yang diinginkannya misalnya, bermain dokter-dokteran, bermain sebagai ibu atau ayah dan anak.
Kesempatan bermain sangat terkait dengan keadaan lingkungan anak. Lingkungan yang kurang memiliki fasilitas bermain akan menyebabkan gerakan bermain bagi anak menjadi terbatas. Keadaan ini membuat anak tidak dapat dengan leluasa menyalurkan keinginan dan aktifitas bermainnya. Oleh sebab itu agar anak dapat bermain dengan leluasa, maka perlu disediakan sarana dan prasarana yang dapat mendukung keinginan dan aktifitas bermain anak,seperti adanya sudut bermain drama dan tersedianya lapangan bermain yang memadai bagi anak. Sejalan dengan fase-fase perkembangan anak maka bermain memiliki nilai yang sangat penting bagi anak.
Kegiatan bermain akan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan koordinasi gerakan-gerakan motorik, kemampuan psikososial dan kemampuan bahasa apabila:
µ       Kegiatan bermain hendaknya dapat menyalurkan keinginan dan aktifitas bermain anak sesuai dengan fase-fase perkembangannya.
µ       penyediaan sarana dan prasarana bermain hendaknya aman dan tidak membahayakan anak.
F.    Implikasi Bermain bagi perkembangan kognitif AUD
      Bermain merupakan sarana perkembangan kognitif, koordinasi gerakan motorik, bahasa, dan psikososisal. Oleh sebab itu kegiatan belajar di TK hendaknya memanfaatkan kegiatan bermain anak secara efektif. Melalui kegiatan bermain proses belajar dapat dilakukan, oleh sebab itu guru perlu meningkatkan inisiatifnya dalam menciptakan berbagai bentuk permainan. Khususnya permainan yang dapat dijadikan sarana belajar bagi anak TK.
Kegiatan bermain merupakan sarana bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini dilakukan anak secara tidak sadar dan sangat menyenangkan. Hal ini disebabkan kegiatan bermain adalah kegiatan utama bagi anak di TK, oleh sebab itu melalui kegiatan bermain dapat dilakukan berbagai bentuk kegiatan belajar. Kegiatan belajar dan bermain ini dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru melalui kegiatan ini berbagai kemampuan yang dimiliki anak dapat dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya seperti kemampuan kognitif, koordinasi motorik, psikososial, dan bahasa serta komunikasi. Kegiatan melalui permainan ini dapat direncanakan oleh guru, salah satu kegiatan belajar melalui kegiatan bermain ialah permainan simbolik. Permainan ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak yang berada dalam fase pra operasional. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mencipcitakan kondisi-kondisi yang kondusif bagi pengembangan kreativitas anak, seperti yang diuraikan dibawah ini:
a)    permainan simbolik yang dilakukan anak merupakan wahana yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan kreativitas anak , oleh sebab itu di TK merupakan suatu keharusan untuk menyediakan sudut bermain yang dapat digunakan anak melalui berbagai fantasi atau berimajinasi, seperti yang diinginkannya.
Fantasi atau imajinasi yang ditampilkan anak dalam melakukan aktifitas bermainnya merupakan wujud dari kreativitas anak tersebut.
b)    Memperlihatkan pada anak bahwa fantasi yang ditampilkannya memiliki nilai tertentu.
c)    Meminta anak untuk menceritakan tentang fantasinya. Misalnya menanyakan apa yang digambar anak, mengapa ia menggambarnya dan beri kesempatan pada anak untuk menceritakan fantasinya yang dituangkan melalui gambar atau kegiatan yang lain. Kegiatan ini dilakukan guru memberikan kesempatan untuk menumbuh kembangkan pengungkapan ide dan pemikiran anak secara lancar sesuai dengan karakteristik kreativitas yaitu kelancaran.
d)    Hindari memberikan contoh atau mengarahkan pemikiran anak. Biarkan anak menemukan sendiri kegiatan dan cara-cara melakukan kegiatan yang dipilihnya sendiri. Selama hal tersebut tidak membahayakan anak, tindakan ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan karakteristik kreativitas yang lainnya yaitu orsinilitas dan fleksibilitas.








BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
 Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Setiap guru TK menggunakan metode sesuai dengan tujuan yang akan dicapai Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal.
Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK adalah: bermain, pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, bercerita, karyawisata, dan dramatisasi.
Kreativitas merupakan aktualisasi dari keterpaduan antara berbagai kemampuan yang dimiliki individu. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan kognitif, kemampuan koordinasi geraka-gerakan motorik kasar dan halus, kemampuan dalam mengendalikan emosi, dan kemampuan bahasa / komunikasi.
Kreativitas merupakan suatu proses yang terdiri dari tiga tahap:
µ       Tahap pertama ditekankan pada kegiatan melakukan pemanasan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan kemampuan berfikir secara divergen .
µ       Tahap kedua adalah penyelidikan yang dilakukan dalam bentuk (1) pengamatan atau observasi (2) pengumpulan fakta dan informasi yang diperlukan. Ini dilakukan dengan mengajukan berbagai permasalahan dan kemungkinan jawaban atau hipotesis dari masalah tersebut. (3) menguji kebenaran hipotesis yang diajukan sehingga mendapatkan temuan-temuan. Tahap ketiga adalah pelibatan dalam tantangan secara nyata. Aktivitas ini dapat dilihat dari hasil karya dan prakarsa yang dihasilkan. Kreativitas dapat dikembangkan sejak dini. Di taman kanak-kanak hal tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan bermain.
♞♞뭬혜혜♞

DAFTAR PUSTAKA

 Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK / RA.
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2004.
 Pedoman Pembelajaran TK / RA, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta 2004
 A. Martuti , Mengelola PAUD dengan Aneka Permainan Meraih Kecerdasan Majemuk.
 Pengurus Pusat IGTKI-PGRI, GTZ –TK,
Modal Pengayaan untuk Guru TK, Jakarta 2001
 Benny Pribadi 2009, Model Disain Sistem Pembelajaran, Jakarta,-Dian Rakyat.
 Dr. Martini Jamaris. M.SC.ED.

”Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak”

1 komentar:

  1. Sands Casino | New Orleans | Station Casinos
    Play in one septcasino of the best New Orleans-style casino resorts! Play table games like 바카라 사이트 blackjack, craps, craps and more at Station 바카라 사이트 Casinos located in New

    BalasHapus